TUGAS
MAKALAH
KIMIA DASAR
“LARUTAN PENYANGGA”
OLEH:
NURSOLEHA TRI OKTAFIANI
16010108051
JURUSAN
MIPA/TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya
sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Larutan Penyangga”
Makalah ini berisikan tentang
pengertian larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga, perhitungan larutan
penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh.
Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Larutan Penyangga.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kendari, Desember 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………...i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………..1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………….1
C. Tujuan…………………………………………………………………………...1
BAB II.
PEMBAHASAN………………………………………………………………….2
A.
Pengertian Larutan
Penyangga…………………………………………………..2
B.
Komponen Larutan
Penyangga………………………………………………….2
C.
Cara Kerja Larutan
Penyangga…………………………………………………..3
D. Perhitungan pH Larutan Penyangga……………………………………………..4
E. Peranan
Larutan Penyangga……………………………………………………..7
BAB III.
PENUTUP………………………………………………………………………..9
A. Kesimpulan………………………………………………………………………9
B. Saran……………………………………………………………………………..9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..10
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Berdasarkan Teori Asam-Basa
Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah dan garam yang anionnya
senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk larutan penyangga. Contohnya,
NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa lemah
dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan
penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.
Berdasarkan Teori Asam-Basa
Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah dan
basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan membentuk larutan
penyangga.
Larutan penyangga adalah
larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif tidak mengubah pH
dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya pengenceran. Larutan
penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga terdiri
atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam
konjungsinya.
1.2
Rumusan
Masalah
A. Apa pengertian larutan penyangga?
B. Bagaimana cara kerja larutan penyangga?
C. Bagaimana perhitungan pH larutan penyangga?
D. Apa saja peranan larutan penyangga?
1.3
Tujuan
A. Mengetahui pengertian larutan penyangga
B. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
C. Mengetahui perhitungan larutan penyangga
D. Mengetahui peranan larutan penyangga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian larutan penyangga
Larutan penyangga, larutan dapar,
atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak
banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat
yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga asam adalah suatu
campuran larutan yang tersusun dari asam lemah dengan garamnya. Larutan
penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari basa lemah
dengan garamnya.
Meskipun ke dalam larutan penyangga
ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau dilakukan proses pengenceran
maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam atau penambahan basa dalam
larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan yang dratis.
2.2 Komponen larutan penyangga terbagi
menjadi:
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada
daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asa mnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam
lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya
basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan
lain-lain.
Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara
lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat
dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
2.3 Cara kerja larutan penyangga
Larutan penyangga mengandung
komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat
mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau
basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja
larutan penyangga:
A.
Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat
pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-
yang mengalami kesetimbangan.
Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+)
akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan
akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq)
+ H+(aq) → CH3COOH(aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu
basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+
membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan
basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+.
Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH
membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq)
+ OH-(aq) → CH3COO-(aq)
+ H2O(l)
B.
Larutan penyangga basa
Adapun cara kerjanya dapat dilihat
pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang
mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka
ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH-
dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang
ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3(aq)
+ H+(aq) → NH4+(aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu
basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH-
dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam
(NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+
(aq) + OH-(aq) → NH3 (aq)
+ H2O(l)
2.4
Perhitungan pH Larutan Penyangga
Larutan penyangga asam
larutan
penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya (garamnya).
Contoh :
·
CH3COOH dan
CH3COONa
·
HCN dan KCN
·
H2CO3 dan
HCO3-
Perumusan :
(H+) = Ka . (A)
(B)
Dapat digunakan tetapan ionisasi
dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus
berikut:
pH = - log (H+)
= pKa + log (G)
(A)
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a =
jumlah mol asam lemah
g =
jumlah mol basa konjugasi
contoh
soal :
Ke dalam larutan CH3COOH
ditambahkan padatan CH3COONa , shg konsentrasi CH3COOH =
0,1 Molar dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH3COOH
1,8 X 10-5. Tentukan pH
campuran ?
Jawab :
Diketahui : Ka =
1,8 x 10-5
Asam lemah =
0,1
Garam =
0,05
Ditanyakan : pH campuran ?
Penyelesaian :
( H+) = Ka x (Asam lemah)
(Garam)
= 1,8 x 10-5 x 0,1
0,05
= 3,6 x
10-5
pH = -
log ( H+)
= -
log 3,6 x10-5
= 5 - log
3,6
Larutan
penyangga basa
Larutan
penyangga basa terdiri atas basa lemah dan asam konjungssinya (garamnya).
Contoh :
·
NH4OH dan NH4Cl
·
NH4OH dan NH4NO3
·
NH3 DAN NH4+
Perumusan:
(OH-) = Kb . (B)
(G)
Dapat digunakan tetapan ionisasi
dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus
berikut:
pOH = - log (OH-)
= pKb + log (B)
(G)
keterangan:
Kb = tetapan
ionisasi basa lemah
B = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
Contoh soal:
50 ml NH4OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4
= 0,2 Molar. Jika Kb NH4OH = 10-5
. Tentukan pH campuran?
Jawab:
Diketahui : mmol NH4OH = V X M = 0,5 ml x 0,1
= 5mmol
mmol (NH4)2SO4 = VXM = 100ml x 0,2 = 20
mmol
Ditanyakan : pH campuran?
Penyelesaian:
( OH-) = Kb
x (mmol basa lemah)
2(mmol garam )
= 10-5 x 5___
2 x 20
=10-5
x 0,125
= 1,25 x 10-6
pOH = - log ( OH)
= - log 1,25 x 10-6
= 6 – log 1,25
pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
= 8+
log 1,25
2.5 Peranan Larutan Penyangga
Larutan penyangga banyak digunakan
dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia,
bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia tersebut
dibutuhkan pH yang stabil.
Dalam tubuh manusia, pH darah harus
dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang dari 7,35 maka disebut asidosis
(penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit seperti ginjal,
jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam
waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak)
misalnya olah raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan
jika pH darah lebih dari 7,45 disebut alkalosis (peningkatan pH) yang
bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat, bernafas terlalu berlebihan
(hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis (ketinggian) atau
ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah
kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh
beberapa sistem kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan
intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler), merupakan larutan penyangga.
Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa
konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4–
– HPO42–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa
sebagai berikut:
HPO42–(aq)
+ H+(aq) H2PO4–(aq)
H2PO4–(aq)
+ OH–(aq) HPO42–(aq)
+ H2O(l)
Pada cairan luar sel terdapat
sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat-bikarbonat (H2CO3
– HCO3–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa
sebagai berikut:
HCO3–(aq)
+ H+(aq) H2CO3(aq)
H2CO3(aq)
+ OH–(aq) HCO3–(aq)
+ H2O(l)
Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai
berikut:
•Campuran asam karbonat (H2CO3)
dan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO–3).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa
konjugasinya ion oksihaemoglobin
(HbO2–).
Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga
sebagai berikut:
• Campuran asam karbonat (H2CO3)
dan basa konjugasinya ion bikarbonat(HCO–3).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa
konjugasinya haemoglobin (Hb).
Berbagai zat yang masuk ke dalam
tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat mempengaruhi harga pH darah.
Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang drastis, baik penurunan
atau kenaikan pH darah dapat dicegah. Dalam bidang industri, terutama bidang
farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan
menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau
hilang sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi
seperti tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan
tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis
atau alkalosis pada darah.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Larutan penyangga
atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu
terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan
tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut
diencerkan.
Ada dua jenis
larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga dapat dibuat dengan dua cara. Pertama
dengan cara mencampurkan langsung komponen-komponennya yaitu suatu asam lemah
dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan garamnya. Kedua dengan cara
mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah asam lemah yang berlebih
atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah basa lemah berlebih.
Pengenceran
tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika
ke dalam kedua larutan penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan
pengenceran) maka konsentrasi asam lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah
dan asam konjugasinya akan menurun dengan faktor yang sama. Akan tetapi
perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan sehingga pH larutan penyangga
tidak mengalami perubahan.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan saran dari
pembaca yang bisa membangun demi kelancaran pembuatan makalah selanjutnya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anshory,
irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid
3. Jakarta:Erlangga
Departemen
Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi
2006, Mata Pelajaran Kimia SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.
Harnanto,
Ali.2009.Kimia SMU 2.Jakarta:Pusat
Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional
Utami,
Sri.2011.Larutan Buffer.
WWW.Larutan
Penyangga .COM